PETROLOGI
Petrologi berasal dari dua kata yaitu “ petro “ yang
berarti batu dan kata “ logos “ yang berarti ilmu. Jadi, petrologi secara
bahasa adalah ilmu yang mempelajari tentang batuan. Sedangkan secara istilah
petrologi adalah ilmu mengenai batuan, secara luas mempelajari asal , kejadian
,sejarah dan sejarah batuan.
Batuan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1.
Batuan beku
2.
Batuan sendimen
3.
Batuan metamorf
Mineral
utama penyusun kerak bumi adalah batuan. Batuan merupakan kumpulan dari
mineral-mineral yang sejenis maupun tidak sejenis yang terbentuk secara alami.
Batuan memiliki sifat dan karakter yang berbeda satu dengan yang lain. Batuan
penyusun kerak bumi terbagi menjadi tiga, yaitu :
Ø Igneous
Rock ( Batuan Beku )
Ø Sedimentary
Rock ( Batuan Sendimen )
Ø Metamorphic
Rock ( Batuan Metamorf )
Kejadian dan sifat
batuan ditentukan oleh kandungan mineralnya dan hubungan atau keadaan
mineralnya satu sama lain.
Ø Igneous
Rock ( Batuan Beku ), terbentuk dari magma yang asalnya dari dalam bumi yang
naik menuju permukaan dan membeku sebagai batuan yang padat pada titik beku
nya.
Ø Sedimentary
Rock ( Batuan Sendimen ), terbentu dari hasil pengumpulan dankompaksi dari :
a. Fragmen-
fragmen dari batuan sebelumnya yang telah lepas dan mengalami erosi (
pengikisan ) dan tertransportasi.
b. Bahan-
bahan organic, cangkang binatang, atau sisa tanaman.
c. Bahan-bahan
terlarut air atau air tanah yang terendapkan, pada kondisi yang jenuh.
Ø Metamorphic
Rock ( Batuan Metamorf ), terbentuk dari batuan apa pun yang sudah ada
sebelumnya, terubah karena adanya kenaikan temperature ( T ) dan tekanan ( P )
atau keduanya, perubahan ini menghasilkan sifat yang berbeda dari batuan
asalnya baik kenampakan tekstur ataupun komposisi mineralnya.
ü Batuan
Beku
1.1 Dasar
Teori
Batuan
beku merupakan batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silikat
cair,pijar,bersifat mudah bergerak yang di kenal dengan magma.Penggolongan
batuan beku dapat di dasarkan pada berbagai hal,seperti ganesanya,senyawa
kimianya,mineraloginya atau tempat terbentuknya.
Menurut tempat terbentuknya,batuan beku dapat di bagi
atas :
1.
Batuan Ekstrusi,terdiri dari
semua material yang di keluarkan ke permukaan bumi baik di daratan ataupun di
bawah permukaan air laut.Material ini membeku dengan cepat sehingga Kristal
yang dihasilkan berukuran halus.
2.
Batuan Intrusi, sangat berbeda
dengan batuan vulkanik.Hal ini disebabkan karena perbedaan tempat terbentuknya
dari kedua jenis batuan ini.Terdapat tiga prinsip dari tipe bentuk intrusi
batuan beku,bentuk dasar dari geometri adalah :
a. Bentuk
tidak beraturan, pada umumnya berbentuk diskordan dan biasanya memiliki bentuk
yang jelas di permukaan bumi. Terdiri dari tiga bentuk yaitu : Pluton,
Batholit, dan stock.
b. Intrusi
berbentuk tabular, memiliki dua bentuk yang berbeda yaitu Dike (retas)
mempunyai bentuk diskordan dan sill mempunyai bentuk konkordan, Dike adalah
intrusi yang memotong bidang perlapisan dari batuan induk. Sedangkan sill
adalah lempengan batuan beku yang di intrusikan diantara dan sepanjang lapisan
batuan sedimen, dengan ketebalan dari beberapa mm sampai beberapa km. Variasi
dari sill adalah lakolit, yaitu bentuk batuan beku yang menyerupai sill akan
tetapi perbandingan ketebalan jauh lebih besar di bandingkan dengan lebarnya
dan bagian atasnya melengkung. Sedangkan lopolit adalah bentuk batuan beku yang
luas, dengan bentuk seperti lensa dimana bagian tengahnya melengkug karena
batuan dibawahnya lentur.
c. Tipe
ketiga dari tubuh intrusi relative memiliki tubuh kecil, hanya pluton-pluton
diskordan. Bentuk yang khas dari group ini adalah intrusi-intrusi silinder atau
pipa. Sebagian besar merupakan sisa dari korok suatu gunung api tua, buasa di
sebut vulkannek (teras gunung api).
Pemerian batuan beku
Dalam melakukan pendeskripsian batuan terhadap batuan
beku, perlu diamati mengenai hal-hal sebagai berikut:
A. Stuktur
Struktur
batuan beku adalah bentuk batuan dalam skala yang besar, seperti lava bantal yang
terbentuk di lingkungan air ( laut ), seperti lava bongkah, struktur aliran dan
lain-lainnya. Suatu bentuk struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu
terbentuknya. Macam-macam struktur batuan beku adalah:
a. Masif,
apabila tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam
tubuhnya.
b. Pillow
lava atau lava bantal, merupakan struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi
tertentu, yang dicirikan oleh masa berbentuk bantal dimana ukuran dari bentuk
ini adalah umumnya 30-60 cm dan jaraknya berdekatan, khas pada vulkanik bawah
laut.
c. Join,
struktur yang ditandai oleh kekar-kekar yang tertanam secara tegak lurus arah
aliran. Struktur ini dapat berkembang menjadi columnar jointing.
d. Vesikuler,
merupakan struktur batuan ekstrusi yang ditandai dengan lubang-lubang sebagai
akibat pelepasan gas selama pendinginan.
e. Scoria,
adalah struktur batuan yang sangat vesikuler (banyak lubang gasnya)
f. Amigdaloidal,
struktur dimana lubang-lubang keluar gas terisi oleh mineral-mineral sekunder
seperti zeloid, karbonat dan bermacam silica.
g. Xenoliths,
struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yang masuk atau
tertanam kedalam batuan beku. Struktur ini terbentuk sebagai akibat peleburan
tidak sempurna dari suatu batuan samping didalam magma yang menerobos.
h. Autobreccia,
struktur pada lava yang memperlihatkan fragmen-fragmen dari lava itu sendiri.
B. Tekstur
Tekstur
dalam batuan beku merupakan hubungan antar mineral atau mineral dengan massa
gelas yang membentuk massa merata pada batuan. Selama pembentukan tekstur
dipengaruhi oleh kecepatan dan stadia kristalisasi. Yang kedua tergantung pada
suhu, komposisi kandungan gas, kekentalan magma dan tekanan. Dengan demikian
tekstur merupakan fungsi dari sejarah pembentukan batuan beku. Tekstur batuan
beku dapat menunjukkan derajat kristalisasi (degree of crystallinity), kemas
(fabric), granularitas.
a.
Derajat kristalisasi (degree of
crystallinity)
Derajat kristalisasi merupakan
keadaan proporsi antara massa Kristal dan massa gelas dalam batuan. Dikenal ada
tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
1. Holokristalin
: Apabila batuan tersusun oleh
seluruh massa Kristal.
2. Holohyalin
: Apabila batuan tersusun oleh
seluruh massa gelas.
3. Hypokristalin
: Apabila batuan tersusun oleh massa
Kristal dan gelas.
b. Granularitas
Glanularitas merupakan ukuran butir Kristal
dalam batuan beku, dapat sangat halus yang tidak dapat dikenal meskipun
menggunakan mikroskop, tetapi dapat pula sangat kasar. Umumnya dikenal 2
kelompok ukuran butir, yaitu:
1. Afanitik
Dikatakan
afanitik apabila ukuran butir individu Kristal sangat halus, sehingga tidak
dapat dibedakan dengan mata telanjang. Batuan dengan tekstur afanitik dapat
tersusun atas massa Kristal, massa gelas atau keduanya. Selain itu dikenal pula
istilah mikrokristalin dan kriptokristalin. Disebut mikrokristalin
apabila Kristal individu dapat dikenal dengan mikroskop, sedangkan
dikatakan kriptokristalin apabila tidak dapat dikenal dengan menggunakan
mikroskop.
2. Fanerik
Kristal
individu yang termasuk Kristal fanerik dibedakan menjadi:
- Halus,
ukuran diameter rata-rata Kristal individu < 1 mm.
-
Sedang, ukuran diameter Kristal 1 mm – 5
mm.
-
Kasar, ukuran diameter Kristal 5 mm – 30
mm.
-
Sangat kasar, ukuran diameter
Kristal > 30 mm.
C. Kemas
Kemas
meliputi bentuk butir dan susunan hubungan Kristal dalam suatu batuan.
1. Bentuk
butir
Ditinjau dari pandangan dua
dimensi, dikenal tiga macam:
- Euhedral:
Apabila
bentuk Kristal dan butiran mineral mempunyai bidang Kristal yang sempurna.
- Subhedral:
apabila bentuk Kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang Kristal
yang sempurna.
- Anhedral:
Apabila bentuk Kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang
Kristal yang tidak sempurna.
2. Relasi
Relasi
merupakan hubungan antara Kristal satu dengan yang lain dalam suatu batuan dari
ukuran dikenal:
1. Granularitas
atau equigranular, apabila mineral mempunya ukuran butir yang relative seragam
terdiri dari
-
Panidioformik granular, yaitu sebagian
besar mineral berukuran seragam dan euhedral
-
Hipiodiomorfik gb granular, yaitu
sebagian besar mineral nya berukuran relative seragam dan anhedral
-
Allotiomorfik granular, yaitu sebagian
besar mineral nya berukuran relative seragam dan anhedral
2. Inequigranular,
apabila mineralnya mempunyai ukuran butir tidak sama, antara lain terdiri dari
:
-
Porfiritik, adalah tekstur batuan dimana
Kristal besar(fenoriks) tertanam dalam massa dasar yang lebih halus
-
Vitroverik, apabila fenoriks tertanam
dalam massa dasar berupa gelas
Tekstur
khusus , adalah tekstur disamping menunjukkan hubungan antara bentuk dan ukuran
butir juga ada yang menunjukkan arah serta menunjukkan pertumbuhan bersama
antara mineral – mineral yang berbeda,
terdiri dari :
a)Diabasik,
tekstur dimana plagioklas tumbuh bersama piroksen, disini piroksen tidak
terlihat jelas dan plagioklas radier terhadap piroksen.
b) Trakhitik,
fenoriks sanidin dan piroksen tertanam dalam massa dasar Kristal sanidin yang
relative tampak penjajaran dengan isian butir-butir piroksen, oksida besi dan
aksesori mineral.
c)Intergranular,
ruang antar Kristal-kristal plagioklas ditempati oleh
Kristal-kristal piroksen , olivine atau biji besi.
D. Komposisi
Mineral
Menurut
Walker T. Huang ( 1962 ), komposisi mineral dikelompokkan menjadi tiga kelompok
mineral, yaitu :
1) Mineral
utama
Mineral – mineral terbentuk langsung
dari kristalisasi magma dan kehadiran nya sangat menentukan dalam penamaan
batuan. Berdasarkan warna dan densitas dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Mineral
felsik ( warna terang, densitas 2,5-2,7 ), yaitu :
-
Kuarsa (SiO2)
-
Kelompok feldspar, terdiri dari seri
feldspar alkali ( K, Na ) AISi3O8 dan seri plagioklas. Seri feldspar alkali
terdiri dari sanidin, ortoklas, Anhortoklas, adularia, dan mikrolin. Seri
plagioklas terdiri dari albit, aligoklas, andesine labradorit, bwonit, dan
anortit.
-
Kelompok feldspartoid ( Na, K Alumina
Silika ), terdiri dari nefelin, sodalit,leusit.
-
Kelompok feldspatoid ( Na, K Alumina
Silika), terdiri dari nefelin, sodalit, leusit.
b. Mineral
Mafik ( warna gelap, densitas 3 -3,6 ), yaitu :
-
Kelompok olivine, terdiri dari fayalite
dan forsterite.
-
Kelompok piroksen, terdiri dari enstite,
hiperstein, augit, pigeonit diopsid.
-
Kelompok mika, terdiri dari biotitic,
muscovit, plogopit.
-
Kelompok amphibole, terdiri dari
anthofilit, cumingtonit, hornblende, rieberkit,tremolit, aktinolit, glaukofan,
dll.
2) Mineral
Sekunder
Merupakan mineral-mineral ubahan dari mineral utama, dapat daril hasil
pelapukan, hydrothermal maupun methamotfisme terhadap mineral-mineral utama.
Dengan demikian mineral-mineral ini tidak ada hubungannya dengan pembekuan
magma ( non pirogenetik ). Mineral sekunder terdiri dari ;
a. Kelompok
kalsit ( kalsit, dolomit, magnesit, siderite ) ; dapat terbentuk dari hasil
ubahan mineral plagioklas.
b. Kelompok
serpentin ( antigorit dan krisotil ) :
umumnya terbentuk dari hasil ubahan mineral plagioklas.
c. Kelompok
serisit sebagai ubahan mineral plagioklas.
d. Kelompok
kaolin ( kaolin, hallosyte ) : umumnya ditemukan sebagai hasil pelapukan batuan
beku.
3) Mineral
tambahan ( accessory Mineral )
Merupakan mineral-mineral yang terbentuk pada kristalisasi magma, umumnya
dalam jumlah sedikit, apabila hadir dalam jumlah cukup banyak, tetap tidak
mempengaruhi penanaman batuan, tetapi hal ini bisa mempunyai nilai ekonomis,
termasuk dalam golongan ini antara lain : Hematite, Kromit, Muscovit, Rutile,
Magnetit, Zeolit, Apatit, dll.
E. Klasifikasi
dan Penanaman Batuan Beku
Berbagai
klasifikasi telah ditemukan oleh beberapa ahli, kadang-kadang satu batuan pada
klasifikasi yang lain penanamannya berlainan pula. Dengan demikian seseorang petrolog
harus bena-benar mengerti akan dasar penanaman yang diberikan pada suatu
batuan beku. Klasifikasi batuan beku dapat dilihat, antara lain berdasarkan:
1. Klasifikasi berdasarkan kimiawi
Klasifikasi ini telah lama menjadi standart Geologi ( C.J. Hughes, 1962
), dan dapat dibagi menjadi empat golongan, yaitu :
a. Batuan
beku asam : bila batuan beku mengandung lebuh dari 66 % SiO², biasanya berwarna
cerah sampai putih. Misal : Granit, rhyolit.
b.
Batuan beku intermediet : bila batuan beku mengandung 52% - 66% SiO², biasanya
berwarna agak gelap sampai kehitaman. Misal : Diorit, Andesit.
c. Batuan
beku basa : bila batuan beku mengandung 45% - 52% SiO², biasanya berwarna hitam
sampai hitam kelam. Misal : Gabro, Basalt.
d. Batuan beku ultra basa : bila batuan beku
mengandung kurang dari 45% SiO², biasanya berwarna hijau sampai hijau
kehitaman. Misal : Peridotit.
2. Klasifikasi
berdasarkan mineralogy
Dalam klasifikasi ini indeks warna akan menunjukkan perbandingan mineral
mafik dengan mineral felsik. S.J.Shand, 1943, membagi empat macam batuan, yaitu
:
a. Leucromatic
rock; bila batuan beku tersebut mengandung 30% mineral mafik
b.Mesocratic
rock; bila batuan beku tsb mengandung 30% - 60% mineral mafic
c. Melanocratic
rock; bila batuan beku tsb mengandung 60% - 90% mineral mafic
d. Hipermelanuc rock; bila batuan beku tsb
mengandung 90% mineral mafic.
Sedangkan S.J. Elis,
1948, membagi menjadi empta golongan tekstur, yaitu :
1.
Felsic, untuk batuan beku dengan indek warna kurang dari 10%
2.
Mafelsik, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% - 40%
3.
Mafic, untuk batuan dengan indeks warna 40% - 70%
4.
Ultra mafic, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%
3. Klasifikasi
berdasarkan tekstru dan komposisi mineral
Berdasarkan ukuran butir dan tempat
terbentuknya, batuan beku dapat dibagi menjadi dua yaitu batuan beku vulkanik
dan batuan beku plutonik.
a. Batuan
plutonik
Batuan plutonik adalah batuan yang
terbentuk jauh dari permukaan dan memiliki ukuran butir besar dan bentuk butir
nya Euhedral sampai Subhedral, hal ini disebabkan karena proses pembekuan yang
terjadi adalah sangay lambat. Komposisi mineral nya adalah alakali feldspar,
plagioklas, dan juga kuarsa. Contoh batuannya adalah granit, andesit, granodiorit,
dan lain-lain.
b. Batuan
vulkanik
Batuan vulkanik adalah batuan yang
terbentuk dekat dengan permukaan atau bahkan diluar permukaan dan memiliki
ukuran butir yang halus dan bentuk butirnya anhedral sampai subhedral, hal ini
disebabkan karena proses pembekuan yang terjadi adalah sangat cepat. Komposisi
mineralnya adalah fenokris kuarsa, biotit, plagioklas asam, dan lain-lain.
Contohnya batuan basalt.
ü Batuan
metamorf
Batuan metamorf adalah batuan
ubahan dari batuan yang sebelumnya ada, pada tekanan padat, akibat pengaruh
suhu ( T ), dan tekanan ( P ), atau keduanya, dan larutan yang aktif secara
kimiawi. Proses tersebut disebut “ metamorfisme “ yang berlangsung pada komdisi
bawah permukaan.
Proses metamorfisme meliputi :
-
Rekristalisasi
-
Reorientasi
-
Pembentukan mineral baru, dari unsur
yang telah ada sebelumnya.
Berdasarkan pengaruh terbentuknya, proses metamorfisma dapat dibagi
menjadi tiga macam, yaitu:
1.
metamorfisma kontak adalah proses metamorfisma yang akan menghasilkan batuan metamorf
dengan factor utama yang mempengaruhinya adalah berupa suhu tingg, dan biasanya
terjadi disekitar tubuh batuan intrusi. Contohnyan hornfesl ( batu tanduk )
2.
metamorfisma dinamik adalah proses metamorfisma yang menghasilkan batuan
metamorf dengan factor utama yang
mempengaruhi adalah berupa tekanan tinggi. Batuan ini berupa setempat-setempat
dan dapat dijadikan indikasi struktur geologi (cermin sesar). Contohnya batuan
milonit.
3.
matemorfisma regional adalah proses metamorfisma yang akan menghasilkan batuan
metamorf dengan factor utama yag mempengaruhinya adalah berupa suhu dan tekanan
yang tinggi. Contoh nya schist ( sekis ).
Batuan metamorf dapat dikenali
berdasarkan tekstur, struktur, dan komposisi mineral. Berdasarkan teksturnya,
batuan metamorf terbagi menjadi atas dua bagian, yaitu batuan metamorf
berfoliasi dan nonfoliasi.
a. tekstur
foliasi berasal dari kata foliatus ( daun ) atau berlembar-lembar. Tekstur ini
disebabkan adanya orientasi kesejajaran penyususn mineral batuannya, tetapi
haurs dibedakan dengan orientasi batuan sendimen, yang sama sekali tidak ada
hubungannya dengan batuan metamorf berdasarkan kenampakkan tekstur batuan
asalnya ( apakah masih terlihat atau tidak terlihat ) batuan metamorf dapat
dibagi menjadi dua, yaitu kristobiastik dan palimpsest.
1. kristoblastik,
yaitu jika tekstur batuan tidak terlihat lagi. Dalam penanamannya digunakan
akhiran blastik, kemudian kita lihat kemasnya, dan guanakan istilah :
§ Homoblastik,
apabila terdiri atas satu jenis tekstur.
§ Heteroblastik,
apabila lebih dari satu jenis tekstur.
c. Tekstur
nonfoliasi ditunjukan dengan kenampakan tidak berlampis atau berlembar. Adapun
struktur yang biasa terdapat pada batuan metamorf nonfoliasi ini adalah ;
a. Granulose,
apabila tersusun atas mineral yang berukuran relatif sama.
b. Hornfelsic,
apabial sebagian besar terdiri atas mineral tanpa persejajaran mineral pipih.
c. Milonic,
apabila sturktur yang terjadi berupa metamorfosa kataklastik, yaitu sifat
tergerus, berupa lembar atau bidang yang yang disebut jalur minolit.
d. Breksi
kataklastik, apabila fragmen-fragmen pembentuk ( butiran ) terdiri atas mineral
yang sama dengan matrik dan semennya, dan biasanya menunjukan orientasi arah.
Derajar
metamorfosis
|
Mineral khas
|
Rendah ( Low grade
Metamorphism )
|
Klorit, Biotit
|
Menengah (Medium
Grade Metamorphisme)
|
Kianit, Almandit
|
Tinggi (High Grade
Metamorrphism)
|
Silimanit
|
Zona Derajat Metamorfisma
Mineral-Mineral
Pembentuk Batuan Metamorf
Jika batuan asal
diberikan perubahan tekanan dan temperatur yang tinggi, maka pada kondisi tersebut
batuan akan melakukan penyesuaian setelah batas kestabilannya
ü Batuan
sendimen
Batuan sendimen yaitu batuan yeng
terbentuk dalam suatu siklus sendimentasi
(pelapukan-transprotasi-sendimentasi-diagenesa).
-
Komposisi Batuan sendimen
Mineral-mineral
dalam batuan sendimen
Ø Mineral
Autigenic
-
Terbentuk didaerah sendimentasi dan langsung diendapkan
Contoh
: gypsum, kalsit, anhidrit, aksida besi, halit, glaukonit.
Ø Mineral
Allogenik
-
Terbentuk diluar diluar daerah sendimentasi
-
Telah mengalami transportasi dan kemudian diendapkan didaerah sendimentasi.
-
Harus tahan pelapukan dan tahan terhadap pengikisan selama tertranportasi
Sampai pengendapan.
-
Klasifikasi batuan sendimen
Pembagian
batuan sendimen berdasarkan tekstur :
Ø Batuan
sendimen bertekstur klastik
Ø Batuan
sendimen non klastik ( kristallin )
- Batuan sendimen non klastik (
kristalin )
Ø Umumnya
terdiri dari mineral autigenik
Ø Pada
P dan T tertentu sering kali memperlihatkan gejala diagenesa,akibatya porositas
batuan menjadi sangat rendah atau hilang.
Ø Porositas
primer rendah dan memperlihatkan tekstur mozaik (contoh : batu gamping).
Ø Kadang-kadang
terdapat butiran yang amorf (seperti kalsedon dan opal)sebagai semen.
- Pengaruh diagenesa pada batuan
sedimen non klastik (kristalin)
- Butiran/Kristal yang mula-mula kecil akibat
diagenesa akan menjadi besar sehingga porositas mengecil.
-
Terjadi rekristalisasi
-
Tidak ada perubahan mineral
-
Bila ada replacement/penggantian, umumnya memperkecil besar butir (menjadi
lebih halus dari semula).
-
Pelarutan akan menyebabkan porositas bertambah, terjadi tekstur stylolitik
(batas-batas mineral sangat bergerigi tidak beraturan).
- Besar butiran/Kristal batuan
sedimen non klastik (Kristal)
-
> 5mm : kasar
-
1mm – 5mm : sedang
-
< 1mm :halus
- Mikrokristalin : butiran sangat halus sehingga sulit
di bedakan satu dengan lainnya.
-
Afanitik :butiran
Kristal tidak dapat di bedakan satu sama lainnya.
Ø Macam
batuan sendimen non klastik :
1. Sendimentasi
organis : batubara, batu gamping terumbu, batu gamping bioklastik, radiolarian,
diatomae.
2. Sendimentasi
kimiawi : batu gamping kristalin, dolomite, batu gamping oolit, gips, anhidrit,
napal, flint, chert, fosforit.
Ø Batuan
sedimen bertekstur klastik
Tekstur
yang harus di perhatikan dalam batuan Besar
butir (grain size) : unsur utama dari tekstur klastik, yang berhubungan
dengan tingkat enersi pada saat transportasi dan pengendapan.
-
Butiran dapat dibagi menjadi fragmen,
matrik, dan semen. Dalam batuan sedimen klastik ketiganya tidak harus selalu ada.
1. Fragmen
: butiran klastik ( yang tertransport ) disebut sebagai fragmen.
2. Masa
dasar ( matrik ) : lebih halus dari butiran/fragmen, diendapkan bersama-sama
dengan fragmen.
3. Semen
( cement ) : berukuran halus, mengikat butiran/fragmen, dan matriks, terbentuk
sebagian komponen autigenik selama proses siagenesa.
ü Pemilahan/sorting
: derajat kesamaan atau keseragaman antar butir.
ü Kebundaran/roundness
: menyatakan kebundaran atau ketajaman sudut butiran, yang mencerminkan tingkat
abrasi selama transportasi.
-
Merupakan sifat permukaan dari butiran.
-
Disebabkan oleh transport terhadap
butiran.
ü Fabric
: merupakan sifat hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi butir dan kemas
( packing ), secara umum dapat memberikan gambaran tentang arah aliran dalam
sedimentasi serta keadaan porositas dan permeabilitas batuan.
0 komentar :
Posting Komentar