Definisi
Mikrodiorit
Dalam kehidupan sehari-hari batuan banyak memegang peran penting dalam hampir dikeseluruhan aktifitas Manusia, mulai dari penggunaan secara langsung maupun dengan bantuan pengolahan serta unsur-unsur yang bersifat ekonomis dalam batuan, salah satunya adalah batuan Mikrodiorit serta pemanfaatannya sebagai bahan kontruksi bangunan serta bahan utama pembuatan genteng.
Dalam kehidupan sehari-hari batuan banyak memegang peran penting dalam hampir dikeseluruhan aktifitas Manusia, mulai dari penggunaan secara langsung maupun dengan bantuan pengolahan serta unsur-unsur yang bersifat ekonomis dalam batuan, salah satunya adalah batuan Mikrodiorit serta pemanfaatannya sebagai bahan kontruksi bangunan serta bahan utama pembuatan genteng.
Batuan beku
intermediet plutonik antara lain dalam kelompok ini berada ditengah antara
kelompok batuan asam dan kelompok batuan basa sehingga komposisi kimia ataupun
minerologi berada di tengah dari kedua kelompok itu. Contoh batuan beku
plutonik ini seperti gabro, diorit, dan granit (yang sering dijadikan hiasan
rumah) dan lain-lain. Diorit terdapat
sebagai stock, dike ataupun sill, juga sebagian kecil berasosiasi dengan tubuh intrusi
yang besar dari batuan asam atau basa. Tekstur dari diorit adalah
holokirstalin, equigranular dan faneritik serta berstruktur masif. Dan banyak
pula yang bertekstur porpiritik dengan penokris berbentuk euhedral. Warna
abu-abu gelap, hitam kehijau-hijauan, abu-abu ke hitam. Diorit mempunyai
tekstur mirip granit, tetapi komposisinya tidak sama . Mineral utamanya adalah
Na-Plogioklas feldspar, sedangkan kuarsa dan K-Feldspar merupakan mineral minor
ada juga amfibol didalamnya. Komposisi kimia dari kelompok diorit ini tidak ada
yang menonjol hanya sebagian kecil saja, ada perbedaan hal ini disebabkan
pengaruh dari magma yang bersifat asam atau basa. Dalam kasus ini penamaan
batuan mikrodiorit dipakai karena ukuran mineral penyusun batuannya berukuran
mikro.
Lokasi
dan Morfologi
Lokasi penelitian
berada di Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, tepatnya di gunung Berjo sekitar
12 km kearah barat dari kota Yogyakarta. Satuan geomorfologi di daerah
penelitian yaitu satuan bukit intrusi. Satuan ini memiliki bentuk bukit
membulat dengan elevasi 121-174 m dan beda elevasi 13-61 m. Dengan merujuk pada
klasifikasi oleh van Zuidam (1983), maka satuan ini memiliki sudut kelerengan
antara 300-450 termasuk relief terjal. Satuan bukit
intrusi tersusun oleh mikrodiorit biotit dan mikrodiorit piroksen (Iwan,2000).
Pelapukan yang berlangsung dengan intensif yaitu berupa speroidal weathering dapat terlihat dari tebal tanah yang mencapai
2 meter. Stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda berturut-turut tersusun
oleh satuan batulempung,satuan batuan mikrodiori-andesit,endapan
lempung-pasiran, dan endapan pasir-krakal. Kesebandingan stratigrafi daerah
penelitian dengan stratigrafi daerah penelitian termasuk dalam Formasi
Nanggulan, Formasi Andesit Tua, Endapan Kuarter Merapi (Rahardjo,1995).
Genesa
Intrusi Mikrodiorit
Sejarah geologi daerah penelitian telah dimulai sejak Eosen
tengah dengan diendapkannya satuan batulempung pada lingkungan laut dangkal.
Kemudian pada Oligosen akhir terjadi aktivitas tektonik berupa penunjaman
lempeng samudra Indo-Australia terhadap lempeng benua Eurasia. Penunjaman
tersebut mengakibatkan munculnya aktivitas magmatik bersifat kalk-alkali dan
menghasilkan intrusi satuan mikrodiorit-andesit yang menerobos satuan
betulempung. Sementara itu aktivitas tektonik berupa penunjaman lempeng masih
terus berlangsung sehingga terbentuk kekar gerus pada satuan
mikrodiorit-andesit. Rekahan tersebut membentuk kekar-kekar gerus yang kemudian
diisi oleh larutan hidrotermal. Pada Miosen tengah daerah penelitian terangkat
ke permukaan dan menjadi daratan. Pada Plestosen terjadi aktivitas gunung api
yang mengeluarkan material-material berukuran pasir-kerakal dan diendapkan
sampai di daerah penelitian yang kemudian membentuk endapan lempung. Proses
pelapukan yang intensif menyebabkan satuan batulempung dan satuan
mikrodiorit-andesit lapuk sehingga membentuk tanah yang tebal. Tanah hasil
pelapukan digunakan masyarakat untuk pembuatan batu bata dan genteng sedangkan
singkapan batuan mikrodiorit-andesit digunakan masyarakat sekitar untuk membuat
batu nisan dan sebagai pondasi.
Pemanfaatan
Intrusi Mikrodiorit
Penambangan
batu mikrodiorit dilakukan secara tradisional dan sederhana menggunakan
palu,cangkul dan pahat. Dilakukan dengan cara side hill type. Mikrodiorit menunjukkan
warna segar abu-abu tua kehijau-hijauan. Warna lapuk coklat kekuning-kuningan.
Tekstur porfiritik dengan struktur kekar tiang. Hasil
penambangan mikrodiorit digunakan untuk pondasi rumah, pondasi bangunan,
kijing, dll. Sementara hasil pelapukan mikrodiorit digunakan untuk pembuatan
genteng dan batu bata kemudian di distribusikan di daerah sekitar Godean sampai
Kabupaten Salatiga. Berdasarkan
klasifikasi relief seperti diusulkan oleh Van Zuidam (1983), besar slope di
Gunung Berjo sebesar 30o – 45o termasuk terjal. Kondisi
lereng yang terjal di Gunung Berjo didukung dengan adanya penambangan
mikrodiorit menjadikan daerah tersebut rawan longsor.