Minggu, 21 September 2014

Batu Apung (Pumice)

 Batu  Apung (pumice) adalah  hasil  gunung  api  yang  kaya  akan  silika  dan mempunyai struktur porous, yang terjadi karena keluarnya uap dan gas-gas yang larut di dalamnya  pada  waktu  terbentuk,  berbentuk  blok  padat,  fragmen  hingga  pasir  atau bercampur  halus  dan  kasar.
Pumice terjadi bila magma asam muncul ke permukaan dan  bersentuhan dengan udara  luas  secara  tiba-tiba.   Batuan  ini  terbentuk  dari  magma  asam  oleh  aksi  letusan  gunung  api  yang mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik. 
Eksploitasi  secara umum dilakukan dengan tambang terbuka dan secara manual, yaitu tidak membutuhkan peralatan  yang khusus untuk mendapatkannya. Kebanyakan  batu  apung  yang  diperoleh dari  penambangannya  hanya  berupa  batu  apung  yang  dipisah  berdasarkan  ukurannya yang kemudian dijual  dengan variasi ukuran tersebut Teknik Penambangan batuapung terdiri dari Eksplorasi, Penambangan dan Pengolahan. Keterdapatan  batu  apung  di  Indonesia  selalu  berkaitan  dengan  rangkaian  gunung  api  Kuarter  sampai  Tersier  muda. Batu apung lebih banyak digunakan di sektor industri. 
Batu  apung  dapat  diaplikasikan  dalam  sektor  industri  dan  sektor  konstruksi. Aplikasinya  dalam  sektor  industri  cenderung  memproduksi  barang-barang  pelengkap, seperti  cat,  plamur,  dan  semen.  Sedangkan  pada  sektor  konstruksi,  cenderung menghasilkan bahan baku bangunan, seperti agregar ringan beton.Perkembangan  sector  industri  dan  konstruksi,  terutama  di  Negara-negara  maju, telah menunjukkan peningkatan yang berarti, dan hal ini mengakibatkan segi permintaan akan batu apung Indonesia terus meningkat. Dari segi pemasokan, produksi batu apung di Indonesia  sebagian  besar  berasal  dari  daerah  Nusa  Tenggara  Barat  dan  sisanya  dari daerah  ternate,  pulau  Jawa  dan  lain-lain.  Sementara  itu,  impor  batu  apung  dapat dikatakan tidak ada atau untuk kebutuhan di dalam negeri sudah terpenuhi. Di  Lombok  Barat  sedikitnya  ada  20  perusahaan  pengololahan  batuapung  yang tersebar di berbagai wilayah. Namun Saat ini penambangan batuapung di Lombok Barat banyak  menuai  masalah,  terutama  masalah  lingkungan,  dimana  sebagian  besar penambangan dilakukan tanpa  memiliki perijinan  dan  tidak  memperhatikan  kelestarian lingkungan. Limbah  batu  apung  yang  berasal  dari  pengayakan  batu  apung  itu  sendiri  telah merusak  lingkungan.  Hal  ini  dikarenakan  pembuangannya  pada  lahan  yang  masih produktif. Sehingga diperlukan  suatu  usaha untuk menaggulangi limbah tersebut. Salah satunya  yaitu  dengan  penggunaan  limbah  batu  apung sebagai  bahan  bangunan,  berupa batako,  paving  blok,  genteng  beton,  beton  ringan.  Hal  ini  dikarenakan  selain  sebagai salah  satu  penggulangan  limbah  batu  apung,  juga  menjadi  salah  satu  alternatif  bahan bangunan yang ekonomis, serta peluang lapangan kerja bagi masyarakat.
  
Definisi

Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang, mengandung buih yang terbuat dari gelombang berdinding gelas, dan biasanya disebut juga sebagai batuan gelas vulkanik silikat. Batuan  ini  terbentuk  dari  magma  asam  oleh  aksi  letusan  gunung  api yang mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi secara horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik. Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak (berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas alam yang terkandung di dalamnya, dan pada umumnya terdapat sebagai bahan lepas atau fragmen-fragmen  dalam  breksi  gunungapi. Sedangkan  mineral-mineral  yang  terdapat dalam batu apung adalah :
-Feldspar
-Kuarsa
-Obsidian
-Kristobalit
-Tridimit

Proses pembentukan

Pumice terjadi bila magma asam muncul ke permukaan dan bersentuhan dengan udara  luas  secara  tiba-tiba.  Buih  gelas  alam  dengan  gas  yang  terkandung  di dalamnya mempunyai  kesempatan  untuk  keluar  dan  magma  membeku  dengan  tiba-tiba.Pumice umumya  terdapat  sebagai    fragmen  yang  terlemparkan  pada  saat  gunung  api  dengan ukuran  dari  kerikil  sampai  bongkah.  Pumice  umumnya  terdapat  sebagai  lelehan  atau aliran permukaan, bahan lepas, atau fragmen dalam breksi gunung api. Batu apung dapat pula dibuat dengan cara memanaskan obsidian, sehingga gasnya keluar. (gambar.3. jenis material piroklastika, menurut Fisher & Schmincke, 1984)
Pemanasan yang dilakukan pada obsidian  dari  Krakatau, suhu  yang  diperlukan  untuk  megubah obsidian menjadi batu apung rata-rata 880 oC. Berat jenis obsidian yang semula 2,36 turun menjadi 0,416 sesudah perlakuan tersebut oleh sebab itu mengapung didalam air. Batu apung ini mempunyai sifat hydraulis. 
Pumice berwarna putih abu-abu, kekuningan sampai merah, tekstur vesikuler dengan ukuran lubang yang bervariasi baik berhubungan satu sama lain atau  tidak  struktur  skorious  dengan  lubang  yang  terorientasi. (gambar.4. Material gunung api produk letusan Vide Compotn, 1985)
  Kadang-kadang  lubang tersebut terisi oleh zeolit atau kalsit. Batuan ini tahan terhadap pembekuan embun (frost), tidak begitu higroskopis (mengisap air). Mempunyai sifat pengantar panas yang rendah.Kekuatan tekan antara 30-20 kg/cm 2. Komposisi utama mineral silikat amorf. Jenis  batuan  lainnya  yang memiliki  struktur  fisika  dan  asal  terbentuknya  sama dengan  batu  apung  adalah  pumicit,  volkanik  cinter,  dan  scoria.  Sedangkan  mineral- mineral yang terdapat dalam batu apung adalah feldspar, kuarsa, obsidian, kristobalit, dan tridimit.Didasarkan  pada  cara  pembentukan  (desposisi),  distribusi  ukuran  partikel (fragmen)  dan material  asalnya,  endapan  batu  apung dapat  diklasifikasikan  sebagai berikut:
- Sub areal
- Sub aqueous
- New  ardante,  yaitu  endapan  yang  dibentuk  oleh  pergerakan  ke  luar  secara horizontal  dari  gas  dalam  lava,  yang  menghasilkan  campuran  fragmen  dengan berbagai ukuran dalam suatu bentuk matriks.Hasil endapan ulang (redeposit).
Dari  metamorfosisnya,  hanya  daerah-daerah yang relative  ada  gunung api, akan mempunyai endapan batu apung yang ekonomis. Umur geologi dari endapan-endapan ini antara  tersier  sampai sekarang.  Gunung  api  yang  aktif  selama  umur  geologi  tersebut antara lain pada jalur pinggiran laut Pasifik dan jalur yang mengarah dari laut Mediteran ke pegunungan Himalaya kemudian ke India Timur.

Sifat-sifat batu apung

Sifat-sifat kimia batu apung adalah sebagai berikut:
a. Komposisi kimianya:
SiO2                 : 60,00 – 75,00%
Al2O3                   : 12,00 – 15,00%
Fe2O3                   :   0,90 –   4,00%
Na2O               :   2,00 –   5,00%
K2O                 :   2,00 –   4,00%
              MgO                          :   1,00 –   2,00%
CaO                 :   1,00 -    2,00%
            Unsur lainnya     : TiO2, SO3, dan Cl.
b. Hilang pijar (LOI atau loss of ignition) : 6%
c. pH : 5
d. Berwarna terang
e. Mengandung buih yang terbuat dari gelembung berdinding gelas.
f. Sifat fisika:
Bobot isi ruah : 480 – 960 kg/cm3
Peresapan air   : 16,67%
Gravitasi spesifik:0,8 gr/cm3
Hantaran suara            : rendah
Rasio kuat tekan terhadap beban : Tinggi
            Konduktifitas panas : rendah

Ketahanan terhadap api : s.d 6 jam

5 komentar :

  1. Selamat sore bapak/ ibu saya mau tanya apabila di daerah perkampungan di bangun industri yg berbahan baku batu apung adakah bahaya yg terjadi nantinya..? Baik itu udara sekitar atau tekstur tanah nantinya....mohon bantuan sherenya pak / ibu terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ASALKAN PROSES TAHAPAN PRODUKSI SESUAI DENGAN SOP YANG SUDAH ADA SEHINGGA DAPAT MENGURANGI PENCEMARAN LINGKUNGAN.

      Hapus
  2. Selamat malam, saya ingin tau di jawa tengah penghasil batu apung dimana ya.terima kasih

    BalasHapus
  3. Sy ada batu apung berwarna merah. Jika ada yg minat bisa Wa 081217694156

    BalasHapus

Translate