Volcano

Belajar Geologi

Collumnar Jointing

Belajar Geologi

Danxia Landform

Belajar Geologi

Pendakian Merbabu

Belajar Geologi

Pumice

Belajar Geologi

Analisa Cekungan

Belajar Geologi

Endapan Epitermal

Belajar Geologi

Mikrodiorit

Belajar Geologi

Selasa, 03 Desember 2013

Sedikit Cerita Intrusi Mikrodiorit Godean

Definisi Mikrodiorit

Dalam kehidupan sehari-hari batuan banyak memegang peran penting dalam hampir dikeseluruhan aktifitas Manusia, mulai dari penggunaan secara langsung maupun dengan bantuan pengolahan serta unsur-unsur yang bersifat ekonomis dalam batuan, salah satunya adalah batuan Mikrodiorit serta pemanfaatannya sebagai bahan kontruksi bangunan serta bahan utama pembuatan genteng.
Batuan beku intermediet plutonik antara lain dalam kelompok ini berada ditengah antara kelompok batuan asam dan kelompok batuan basa sehingga komposisi kimia ataupun minerologi berada di tengah dari kedua kelompok itu. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorit, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah) dan lain-lain. Diorit terdapat sebagai stock, dike ataupun sill, juga sebagian kecil berasosiasi dengan tubuh intrusi yang besar dari batuan asam atau basa. Tekstur dari diorit adalah holokirstalin, equigranular dan faneritik serta berstruktur masif. Dan banyak pula yang bertekstur porpiritik dengan penokris berbentuk euhedral. Warna abu-abu gelap, hitam kehijau-hijauan, abu-abu ke hitam. Diorit mempunyai tekstur mirip granit, tetapi komposisinya tidak sama . Mineral utamanya adalah Na-Plogioklas feldspar, sedangkan kuarsa dan K-Feldspar merupakan mineral minor ada juga amfibol didalamnya. Komposisi kimia dari kelompok diorit ini tidak ada yang menonjol hanya sebagian kecil saja, ada perbedaan hal ini disebabkan pengaruh dari magma yang bersifat asam atau basa. Dalam kasus ini penamaan batuan mikrodiorit dipakai karena ukuran mineral penyusun batuannya berukuran mikro. 
Lokasi dan Morfologi
Lokasi penelitian berada di Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, tepatnya di gunung Berjo sekitar 12 km kearah barat dari kota Yogyakarta. Satuan geomorfologi di daerah penelitian yaitu satuan bukit intrusi. Satuan ini memiliki bentuk bukit membulat dengan elevasi 121-174 m dan beda elevasi 13-61 m. Dengan merujuk pada klasifikasi oleh van Zuidam (1983), maka satuan ini memiliki sudut kelerengan antara 300-450 termasuk relief terjal. Satuan bukit intrusi tersusun oleh mikrodiorit biotit dan mikrodiorit piroksen (Iwan,2000). Pelapukan yang berlangsung dengan intensif yaitu berupa speroidal weathering dapat terlihat dari tebal tanah yang mencapai 2 meter. Stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda berturut-turut tersusun oleh satuan batulempung,satuan batuan mikrodiori-andesit,endapan lempung-pasiran, dan endapan pasir-krakal. Kesebandingan stratigrafi daerah penelitian dengan stratigrafi daerah penelitian termasuk dalam Formasi Nanggulan, Formasi Andesit Tua, Endapan Kuarter Merapi (Rahardjo,1995).
Genesa Intrusi Mikrodiorit
Sejarah geologi daerah penelitian telah dimulai sejak Eosen tengah dengan diendapkannya satuan batulempung pada lingkungan laut dangkal. Kemudian pada Oligosen akhir terjadi aktivitas tektonik berupa penunjaman lempeng samudra Indo-Australia terhadap lempeng benua Eurasia. Penunjaman tersebut mengakibatkan munculnya aktivitas magmatik bersifat kalk-alkali dan menghasilkan intrusi satuan mikrodiorit-andesit yang menerobos satuan betulempung. Sementara itu aktivitas tektonik berupa penunjaman lempeng masih terus berlangsung sehingga terbentuk kekar gerus pada satuan mikrodiorit-andesit. Rekahan tersebut membentuk kekar-kekar gerus yang kemudian diisi oleh larutan hidrotermal. Pada Miosen tengah daerah penelitian terangkat ke permukaan dan menjadi daratan. Pada Plestosen terjadi aktivitas gunung api yang mengeluarkan material-material berukuran pasir-kerakal dan diendapkan sampai di daerah penelitian yang kemudian membentuk endapan lempung. Proses pelapukan yang intensif menyebabkan satuan batulempung dan satuan mikrodiorit-andesit lapuk sehingga membentuk tanah yang tebal. Tanah hasil pelapukan digunakan masyarakat untuk pembuatan batu bata dan genteng sedangkan singkapan batuan mikrodiorit-andesit digunakan masyarakat sekitar untuk membuat batu nisan dan sebagai pondasi. 
Pemanfaatan Intrusi Mikrodiorit
Penambangan batu mikrodiorit dilakukan secara tradisional dan sederhana menggunakan palu,cangkul dan pahat. Dilakukan dengan cara side hill type.  Mikrodiorit menunjukkan warna segar abu-abu tua kehijau-hijauan. Warna lapuk coklat kekuning-kuningan. Tekstur porfiritik dengan struktur kekar tiang. Hasil penambangan mikrodiorit digunakan untuk pondasi rumah, pondasi bangunan, kijing, dll. Sementara hasil pelapukan mikrodiorit digunakan untuk pembuatan genteng dan batu bata kemudian di distribusikan di daerah sekitar Godean sampai Kabupaten Salatiga. Berdasarkan klasifikasi relief seperti diusulkan oleh Van Zuidam (1983), besar slope di Gunung Berjo sebesar 30o – 45o termasuk terjal. Kondisi lereng yang terjal di Gunung Berjo didukung dengan adanya penambangan mikrodiorit menjadikan daerah tersebut rawan longsor. 




Translate